Sabtu, 17 Desember 2016

Pentingnya Pelestarian Bahasa Daerah

Edit Posted by with No comments
                  Pentingnya Pelestarian Bahasa Daerah
Dulu kala orang Indonesia tinggal dijakarta memakai dan menggunakan bahasa asal daerah masing-masing yang dimilikinya. Seiring berkembangnya waktu bahasa daerah yang kita miliki beraneka ragaman mulai terganti oleh bahasa asing.

Orang sekarang lebih cenderung melakukan dialegnya menggunakan bahasa asing dari pada bahasa daerahnya termasuk generasi muda malah sekarang sudah menggunakan dialegnya menggunakan bahasa asing. Lantas kemanakah bahasa daerah yang kita miliki yang masing-masing setiap daerah mempunyai ciri khas sendiri bahasa daerahnya?atau memang sudah tergerusnya suatu zaman?atau jangan jangan bahasa daerah kita sudah mulai terganti dengan bahasa asing? jawabnya salah besar yang benar menggunakan dialeg bahasa daerahnya masing-masing.

Generasi muda harus sadar betul bahwa negara kesatuan republik indonesia memiliki bahasa daerahnya yang beraneka ragaman sangat banyak dan akan tetapi bahasa resminya bahasa indonesia. Kata siapa bahasa daerah kita tidak punya? saatnya setiap daerah di seluruh pelosok indonesia harus menggunakan dan melestarikan dialeg bahasa daerahnya masing-masing kalau tidak dilestarikan akan menghilang begitu aja dari akibat perkembangannya zaman yang sudah modern.

Menanggapi berbagai ancaman terhadap kelestarian bahasa daerah atau bahasa ibu yang merupakan khazanah budaya asli Indonesia, kita tentu perlu melakukan suatu tindakan untuk mencegah atau menghambat laju kepunahan kebudayaan tersebut

Beberapa upaya yang dapat kita lakukan diantaranya adalah :

a) Melindungi penutur asli

Karena salah satu faktor utama terancamnya keberadaan bahasa daerah adalah terbatasnya pencatur yang hanya berasal dari golongan tua. Apabila kejadian ini terus berlanjut, dikhawatirkan berakibat punahnya bahasa daerah atau bahasa ibu tertentu seiring dengan risiko meninggal yang besar dari golongan tua tersebut. Maka dari itu, perlu adanya upaya untuk melindungi penutur-penutur asli dari bahasa daerah sebagai bentuk untuk pencegahan dan penanggulangan punahnya bahasa daerah

b) Penyelenggaraan seminar, kongres, dll

Penyelenggaraan kongres, seminar, pameran budaya, dll. dalam hal kaitannya dengan bahasa daerah bertujuan untuk memberi informasi dan memupuk minat masyarakat terhadap bahasa daerah.



c) Melakukan pendokumentasian

Pendokumentasian dalam hal ini adalah upaya untuk menuliskan kembali bahasa daerah. Hal itu dapat berwujud kosakata, kalimat, alinea, atau wacana utuh. Dalam bahasa Ibu, misalnya, pendokumentasian dapat dilakukan melalui inventarisasi kosakata bahasa Ibu lewat daftar kosakata dasar yang telah dikembangkan, misalnya dengan pengembangan kosakata dalam konsep tertentu. Daftar ini pada saatnya digunakan untuk menyusun kamus sederhana dan dapat juga digunakan sebagai dasar penghitungan leksikostatistik atau dialektometri. Bahkan pada tingkat yang sangat sulit, dapat juga dilakukan pendokumentasian kosakata dasar berdasarkan data Swadesh (100 atau 200 kosakata dasar).



d) Melakukan penggunaan/pembiasaan bahasa daerah dalam berkomunikasi

Dalam penggunaan bahasa/pembiasaan, peran masyaraskat dan pemerintah/swasta sangatlah penting. Pemerintah/ swasta dapat memfasilitasi siaran berbahasa daerah atau produksi lagu-lagu berbahasa daerah sehingga media cetak/elektronik serta musik/lagu daerah dapat menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri dan menjadi andalan sehingga budaya daerah tetap terpelihara, tumbuh, berkembang, dan dapat menjadi aset kekayaan bangsa. Berbagai siaran berbahasa daerah juga dianggap positif karena dapat (1) memotivasi masyarakat untuk menggunakan bahasa daerah; (2) memopulerkan dan menumbuhkembangkan bahasa daerah; (3) memopulerkan dan menumbuh-kembangkan istilah baru, (4) menunjukkan kesetaraan bahasa daerah dengan bahasa persatuan sehingga membangkitkan semangat kebhinekaan dalam rangka ”kebhineka- tunggalikaan” (cf. Kisyani-Laksono, 2004)



Selain melalui media hiburan , pelestarian bahasa daerah dapat pula dilakukan melalui sistem pendidikan dengan memasukkan mata pelajaran bahasa daerah ke dalam kurikulum pembelajaran di sekolah-sekolah. Akan tetapi, pada sisi lain, pembelajaran bahasa daerah hendaknya dilakukan secara komunikatif dengan pumpunan pada bagaimana bahasa itu biasa digunakan (lewat cara pembiasaan), bukan pada tata bahasa dan kosakata yang jarang.



e) Berkreativitas dalam penggunaan bahasa

Kreativitas dalam penggunaan bahasa biasanya dijumpai pada bahasa yang termasuk dalam kategori mantap dan stabil atau aman. Dalam bahasa Jawa, misalnya, seiring dengan perkembangan teknologi informasi, sekarang dapat pula dijumpai beberapa laman atau situs berbahasa Jawa, misalnya: Uwww.jowo.us;U kamus boso Jowo, kawruh boso Jowo, blog boso Jowo, dll.



f) Melakukan penyerapan kosakata bahasa lain ke dalam bahasa daerah

Perkembangan ipteks mengharuskan kita untuk menyerap berbagai kosakata bahasa lain. Berkat kreativitas pula, mesin pencari yang populer di internet, yakni Google menyediakan Google Boso Jowo. Oleh sebab itu, cara lain untuk mengembangkan bahasa daerah adalah dengan melakukan penyerapan kosakata bahasa Indonesia dan/atau bahasa asing ke dalam bahasa daerah.



g) Menyumbangkan kosakata bahasa daerah ke dalam bahasa Indonesia

Setiap bahasa pasti mempunyai kosakata yang jumlahnya pun beragam. Jika hal ini dikaitkan dengan pemekaran bahasa, kosakata bahasa Indonesia atau kosakata bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa daerah dapat ikut mengembangkan bahasa daerah. Sebaliknya, dalam rangka pengembangan bahasa nasional (bahasa Indonesia), kosakata dalam bahasa daerah dapat dijadikan sumber pemekaran dan pemerkaya bahasa Indonesia. Bahkan dalam “Pedoman Umum Pembentukan Istilah” disebutkan bahwa sumber dari bahasa daerah seharusnya lebih diutamakan daripada sumber dari bahasa asing.



Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia atau (KUBI) dapat dicermati besarnya sumbangan kosakata bahasa daerah dalam bahasa Indonesia. Sayangnya, KUBI hanya melacak dan memuat lima bahasa daerah saja, yakni bahasa Jakarta, Jawa, Minangkabau, Palembang, dan Sunda. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelusuran dan peng- gunaan kosakata bahasa daerah yang bersifat integratif untuk semakin memperkaya dan mencemerlangkan bahasa Indonesia.



Percepatan pengembangan kosakata bahasa daerah dapat dilakukan melalui pemberian dorongan dan kemudahan bagi masyarakat yang mempunyai ruang gerak dan potensi mengembangkan kosakata seperti penyiar, peneliti, penulis, penerjemah, wartawan, pendidik, pejabat, rohaniwan, pencipta lagu, penyanyi, pebisnis, pemilik modal, ilmuwan, dan lain-lain. Selama ini tampak bahwa bahasa daerah telah ikut andil besar dalam memperkaya bahasa Indonesia. Oleh sebab itu, penelusuran potensi kosakata bahasa daerah, khususnya yang berkaitan dengan kearifan lokal, akan dapat memperkaya kosakata bahasa daerah sekaligus memperkaya dan mencemer- langkan bahasa Indonesia. Dalam hal ini, sumbangan kosakata bahasa daerah akan mempunyai dua manfaat, yakni untuk pemekaran dan pemerkaya bahasa Indonesia serta untuk meningkatkan daya hidup/perkembangan bahasa daerah itu sendiri



h) Melakukan penyusunan modul bahasa daerah

Modul merupakan sarana yang sangat efektif untuk belajar mandiri termasuk dalam pembelajaran bahasa. Jika kita menginginkan bahasa daerah dipelajari oleh orang banyak secara mandiri dan terbiasa digunakan oleh orang banyak, modul adalah jawabannya.



Kerja sama antara Pusat Bahasa, UT, dan LPTK untuk menyediakan modul berbahasa daerah sebagai upaya pelestarian bahasa daerah tentu saja tidak menjanjikan banyak keuntungan secara finansial, tetapi keuntungan nonfinansial untuk komitmen menjaga kekayaan budaya tentu akan membuahkan hasil yang manis. Selain itu, modul juga seharusnya berisi pembelajaran yang komunikatif dengan pumpunan pada penggunaan bahasa.


0 komentar:

Posting Komentar