Kematian dan
Kesalahpahaman
Dihadapkan pada pertanyaan tentang kematian, banyak
orang dikepung oleh ketakutan. Mereka membayangkan peristiwa perpisahan dengan
apa yang mereka anggap berharga dalam hidup. Ada yang membayangkan neraka yang
penuh dengan api panas, dan ada yang membayangkan surga yang penuh dengan buah
manis. Kecemasan dan ketakutan terselip di balik dua bayangan itu.
Orang lalu terpaku untuk hidup sehat, guna
memperlambat kematian. Mereka berolahraga dengan giat, serta terobsesi dengan
segala macam program kesehatan. Di balik segala usaha yang sekilas tampak mulia
itu, sesungguhnya ada ketakutan yang tak pernah bisa dilepas.
Kita juga sedih dan takut, ketika mendengar berita
kematian. Kita merasa sedih, ketika membaca berita kematian, akibat perang yang
tak henti-hentinya di Timur Tengah. Kita merasa sedih, ketika mendengar, teman
dekat atau saudara kita meninggal. Kematian mengundang beragam emosi yang
seringkali sulit dikendalikan.
Ada juga yang melihat kematian sebagai harapan. Bagi
mereka, hidup adalah penderitaan. Hidup dipenuhi dengan tantangan dan
ketidakadilan. Maka, kematian lalu menjadi jalan keluar, guna mendapatkan
keadaan yang lebih baik.
Namun,
di balik ketakutan dan harapan, apa sesungguhnya kematian itu? Apakah ia ada?
Apakah ia hanya sekedar konsep atau bayangan kita? Mengapa ia dipenuhi begitu
banyak misteri yang mengundang kecemasan sekaligus harapan?
Jika kita bilang, bahwa sesuatu itu mati, kita
secara tidak langsung menyatakan, bahwa sesuatu itu berakhir. Ada titik yang mengakhiri
keberadaannya. Ada keterputusan antara yang “ada”, dan menjadi yang “tiada”.
Namun, apakah sesuatu itu pernah sungguh berakhir?
Salah satu hukum utama di dalam fisika modern adalah
hukum kekekalan energi. Isinya menegaskan, bahwa energi tidak bisa musnah. Ia
hanya bisa berubah. Mereka yang “mati” tidaklah berakhir, melainkan berubah,
dan memperkaya kehidupan semesta.
Kematian, dengan demikian, adalah kesalahpahaman.
Kematian adalah konsep yang lahir dari kesalahan berpikir. Sejatinya,
senyatanya, kita tidak pernah mati, dan kita tidak pernah lahir. Kita selalu
ada di alam semesta ini dengan segala bentuk yang kita gunakan, dan selalu
dalam hubungan dengan segala hal yang ada.
sumber :
Oleh Reza
A.A Wattimena
0 komentar:
Posting Komentar