Sabtu, 17 Desember 2016

Cinta Dalam Ilmu Filsafat

Edit Posted by with No comments
                              Cinta Dalam Ilmu Filsafat
        Bagi orang kebanyakan, Filsafat mungkin salah satu ilmu yang membuat otak panas dan berfikir keras , bingung bahkan bisa bikin GALAU kalo bahasa yang lagi jadi trending topic saat ini. Kok bisa? Ya orang-orang banyak yang menilai bahwa Filsafat itu nggak penting, cuma bikin pusing aja, tapi setelah saya ikut perkuliahan Filsafat, lumayan memberikan pencerahan juga sih (kayak ceramah aja) meskipun bikin Galau juga.
 
       Salah satu yang saya dapatkan dari kuliah perdana Filsafat Ilmu adalah mengenal dan mencoba memahami arti dan makna Cinta yang sesungguhnya. Sebelum bicara tentang cinta, ada baiknya kalo kita mengetahui arti Filsafat dari tinjaun epistimologisnya. Filsafat berasal dari bahasa Yunani dari kata Philosophia dari dua kata Philos (Cinta) dan Shophia (Kebijaksanaan), jadi Filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Dalam ilmu filsafat, terdapat beberapa axioma (dalil-dalil) cinta yang sesungguhnya. Inilah axioma cinta dalam Ilmu Filsafat :
       
       Cinta bukan perasaan, karena apabila cinta merupakan perasaan, maka akan dapat berubah-rubah, sedangkan cinta yang sesungguhnya tidak berubah, cinta yang sesungguhnya itu tetap ada dan tidak berubah bagaimanapun dan kapanpun kondisinya. Cinta yang sebenarnya adalah kesetiaan, cinta berhubungan dengan perasaan, namun cinta bukanlah PERASAAN.
      
      Cinta itu komitmen dan keputusan, menuntut orang untuk siap mendengarkan suka dan duka orang yang kita cintai.
     
      Cinta itu tanpa syarat, cinta yang sesungguhnya merupakan cinta yang memberikan kebebasan terhadap orang yang kita cintai, bahkan untuk diri kita sendiri, menerima orang yang kita cintai dengan apa adanya.
      
       Cinta itu bukan karena dia pantas dicintai, namun karena butuh, sekali kita mendapatkan apa yang kita butuhkan, maka pada saat itulah kita tak sekalipun berusaha melepaskannya.
       
       Cinta itu memulihkan harga diri orang lain, dengan cinta yang kita punya, kita mencoba untuk terus menghargai dan memberikan semangat terhadap orang yang kita cintai, menganggap baik orang yang kita cintai.

      Cinta itu berarti mengakui, bukan memiliki, cinta yang sesungguhnya adalah mengakui orang yang kita cintai sebagai pribadi orang tersebut, bukan menuntut orang yang kita cintai untuk menjadi pribadi yang kita inginkan, namun mengakui orang lain sebagai orang lain.

      Cinta itu masuk pada wilayah yang mustahil, ketika kita mencintai seseorang, maka pada saat itulah kita terkadang kita tak menyadari kenapa kita mencintai orang tersebut, kenapa harus berbuat begini begitu, berkorban begini dan begitu demi orang yang kita cintai, karena cinta benar-benar membuat kita masuk ke wilayah yang mustahil bagi diri kita dan orang di sekitar kita, membuat kita harus berkorban demi orang yang kita cintai, demi kebahagiaan orang yang kita cintai, bahkan terus mencintainya meskipun orang yang kita cintai tidak responsif kepada kita, karena pada intinya CINTA yang SESUNGGUHNYA ITU TANPA PAMRIH.

        Demikianlah beberapa axioma tentang cinta yang saya dapatkan dari perkuliahan yang saya ikuti. Mungkin apa yang saya tuliskan tidak terlalu berarti bagi sebagian orang, namun bagi saya pribadi, apa yang saya dapatkan dan saya tuliskan ini merupakan hal yang penting, karena ini adalah salah satu ilmu yang saya dapatkan dan mampu membuat saya mengerti hakekat cinta yang sebenarnya. Dengan makna cinta yang disampaikan melalui ilmu filsafat ini, setidaknya saya tahu bagaimana cara memberi dan menerima cinta yang baik.

0 komentar:

Posting Komentar