Jumat, 16 Desember 2016

Perenungan Filsafat

Edit Posted by with No comments


PERENUNGAN FILSAFAT

Apakah Filsafat Itu?
Orang mengatakan bhwa filsafat ‘tidak membuat roti’.Ucapan ini sepenuhnya benar.Filsafat tidak memberi petunjuk-petunjuk untuk mencapai taraf hidup yang lebih tinggi, juga tidak melukiskan teknik-teknik baru untuk membuat bom atom. Sebenarnya jika di dalam filsafat kita mencari jawaban yang terakhir terhadap persoalan yang kita hadapi, yakni jawaban yang disepakati oleh semua filsuf sebagai hal yang benar, maka kita akan kecewa dan bersedih hati. Setelah lama mempelajarinya, kita dapat mulai menyusun suatu sistem filsafat yang di dalamnya kita dapat menempatkan persoalan-persoalan yang kita hadapi dan memberi jawaban-jawaban yang kiranya sah.
Kita juga menjadi terbiasa mengadakan penalaran-penalaran secara tetap, dan memurnikan pikiran-pikiran secara tetap pula, sehingga kita akan siap mendapati bahwa penyelesaian-penyelesaian kita sering tidak memadai dan bersifat sementara, serta tidak diterima oleh banyak orang.
Filsafat membawa kita kepada pemahaman dan tindakan.
Meskipun filsafat ‘tidak membuat roti’, namun filsafat dapat menyiapkan tungkunya, menyisihkan  noda-noda dari tepungnya, menambah jumlah bumbunya secara layak, dan mengangkat roti itu dari tungku pada waktu yang tepat. Secara sederhana hal ini berarti bahwa tujuan filsafat ialah mengumpulkan pengetahuan manusai sebanyak mungkin, dan menerbitkan serta mengatur semua itu di dalam bentuk yang sistematis.Filsafat membawa kita kepada pemahaman, dan pemahaman membawa kita kepada tindakan yang lebih layak.


Keinginan filsafat ialah pemikiran secara ketat.
Contoh di atas menunjukkan bahwa filsafat berbeda sekali dengan membuat roti.Filsafat merupakan suatu analisa secara hati-hati terhadap penalaran-penalaran mengenai suatu masalah, dan penyusunan secara sengaja serta sistematis ata suatu sudut pandangan yang menjadi dasar suatu tindakan.Dan hendaknya diingat bahwa kegiatan yang kita namakan kegiatan kefilsatan itu sesungguhnya merupakan perenungan atau pemikiran.
Pemikiran jenis ini berupa meragukan sesuatu, mengajukan pertanyaan, menghubungkan gagasan yang satu dengan yang lainnya, menanyakan ‘mengapa’, mencari jawaban yang lebih baik dibandingkan dengan jawaban yang tersedia pada pandangan pertama. Filsafat sebagai perenungan mengusahakan kejelasan, keruntutan, dan keadaan memadainya pengetahuan, agar kita dapat memperoleh pemahaman-pemahaman.Apakah makna istilah ‘kejelasan’, ‘keruntutan’, ‘keadaan memadai’, dan ‘pemahaman’ tersebut?
Sejumlah makna khusus yang dikandung istilah ‘filsafat’
Sebelum mencoba menjelaskan makna-makna yang dikandung istilah-istilah tadi, marilah kita tinjau beberapa pengertian lain yang dikandung filsafat. Pada suatu hari ketia mengunjungi sorang dokter, Louis harus menunggu karena dokter tersebut sedang merawat pasien lain yang kehilangan penglihatan. Beberaapa saat kemudian Louis berkata kepada dokter tadi, “saya kira saya tidak akan dapat menjadi.”Dokter itu tersenyum dan menjawab, “sudahlah, Anda ini seorang filsuf, seharusnya Anda memandang segala sesuatau secara kefilsafatan.”
Ucapan ini mempunyai makna yang sama dengan apa yang dikandung oleh ucapan seseorang yang berkata , “Pandanglah nasib malang itu secara kefilsafatan.” Orang yang berbicara demikian memiliki aksud bahwa seharusnya kita tidak memprihatinkan sesuatu, melainkan terimalah sesuatu secara biasa. Dengan makna yang samaorang sering mengatakan “seribu tahun yang akan datang, siapakah yang akan memperhatikan: apakah kita mempelajari atau tidak mempelajari filsafat?”
Dari sini, ada tiga hal yang bisa ditunjukkannya:
1.      Sikap acuh tak acuh;
2.       Menekan perasaan;
3.      Ketiadaan sifat penting.
Seorang filsuf dianggap sebagai orang yang memandang segala sesuatu ‘dari sudut keabadian’, dan karenanya menemukan ketiadaan sifat pentingnya segala sesuatu; atau dianggap sebagai orang yang memandang manusia sebagai sesuatu yang tidak berarti, dan karenanya bersikap acuh tak acuh terhadap segala hal.
Maka ada gambaran bahwa seorang filsuf merupakan ‘mesin yang berpikir’ tanpa suatau perasaan apapun.  Apa yang dilupakan ialah, bahwa mereka memandang seorang filsuf dalam hubungan yang demikian ini- dan karenanya memandang filsafat sebagai sesuatu yang membawa orang kepada sikap yang demikian itu- sesungguhnya tidaklah berbicara tentang filsafat, melainkan tentang filsafat yang khusus. Ada filsafat yang cenderung memuja akal,.Ada sistem-sistem filsafat yang didasarkan pada pandangan yang mengutamakan kehendak.Dan dewasa ini, ada sistem-sistem filsafat yang menegaskan bahwa pengetahuan yang mendalam dalam arti yang sebenarnya diperoleh melalui perasaan. Dengan cara yang sama, banyak filsuf memberikan tekanan pada ketiadaan sifat pentingnya manusia, tatapi para filsuf yang lain menegaskan tentang keunggulan manusia.


0 komentar:

Posting Komentar