PERENUNGAN
FILSAFAT
Apakah Filsafat Itu?
Orang mengatakan bhwa filsafat ‘tidak membuat roti’.Ucapan
ini sepenuhnya benar.Filsafat tidak memberi petunjuk-petunjuk untuk mencapai
taraf hidup yang lebih tinggi, juga tidak melukiskan teknik-teknik baru untuk membuat
bom atom. Sebenarnya jika di dalam filsafat kita mencari jawaban yang terakhir
terhadap persoalan yang kita hadapi, yakni jawaban yang disepakati oleh semua
filsuf sebagai hal yang benar, maka kita akan kecewa dan bersedih hati. Setelah
lama mempelajarinya, kita dapat mulai menyusun suatu sistem filsafat yang di
dalamnya kita dapat menempatkan persoalan-persoalan yang kita hadapi dan
memberi jawaban-jawaban yang kiranya sah.
Kita juga menjadi terbiasa mengadakan penalaran-penalaran
secara tetap, dan memurnikan pikiran-pikiran secara tetap pula, sehingga kita
akan siap mendapati bahwa penyelesaian-penyelesaian kita sering tidak memadai
dan bersifat sementara, serta tidak diterima oleh banyak orang.
Filsafat membawa kita kepada
pemahaman dan tindakan.
Meskipun filsafat ‘tidak membuat roti’, namun filsafat dapat
menyiapkan tungkunya, menyisihkan
noda-noda dari tepungnya, menambah jumlah bumbunya secara layak, dan
mengangkat roti itu dari tungku pada waktu yang tepat. Secara sederhana hal ini
berarti bahwa tujuan filsafat ialah mengumpulkan pengetahuan manusai sebanyak
mungkin, dan menerbitkan serta mengatur semua itu di dalam bentuk yang
sistematis.Filsafat membawa kita kepada pemahaman, dan pemahaman membawa kita
kepada tindakan yang lebih layak.
Keinginan filsafat ialah pemikiran
secara ketat.
Contoh di atas menunjukkan bahwa filsafat berbeda sekali
dengan membuat roti.Filsafat merupakan suatu analisa secara hati-hati terhadap
penalaran-penalaran mengenai suatu masalah, dan penyusunan secara sengaja serta
sistematis ata suatu sudut pandangan yang menjadi dasar suatu tindakan.Dan
hendaknya diingat bahwa kegiatan yang kita namakan kegiatan kefilsatan itu
sesungguhnya merupakan perenungan atau pemikiran.
Pemikiran jenis ini berupa meragukan sesuatu, mengajukan
pertanyaan, menghubungkan gagasan yang satu dengan yang lainnya, menanyakan
‘mengapa’, mencari jawaban yang lebih baik dibandingkan dengan jawaban yang
tersedia pada pandangan pertama. Filsafat sebagai perenungan mengusahakan
kejelasan, keruntutan, dan keadaan memadainya pengetahuan, agar kita dapat
memperoleh pemahaman-pemahaman.Apakah makna istilah ‘kejelasan’, ‘keruntutan’,
‘keadaan memadai’, dan ‘pemahaman’ tersebut?
Sejumlah makna khusus yang dikandung
istilah ‘filsafat’
Sebelum mencoba menjelaskan makna-makna yang dikandung
istilah-istilah tadi, marilah kita tinjau beberapa pengertian lain yang
dikandung filsafat. Pada suatu hari ketia mengunjungi sorang dokter, Louis
harus menunggu karena dokter tersebut sedang merawat pasien lain yang
kehilangan penglihatan. Beberaapa saat kemudian Louis berkata kepada dokter
tadi, “saya kira saya tidak akan dapat menjadi.”Dokter itu tersenyum dan
menjawab, “sudahlah, Anda ini seorang filsuf, seharusnya Anda memandang segala
sesuatau secara kefilsafatan.”
Ucapan ini mempunyai makna yang sama dengan apa yang
dikandung oleh ucapan seseorang yang berkata , “Pandanglah nasib malang itu
secara kefilsafatan.” Orang yang berbicara demikian memiliki aksud bahwa
seharusnya kita tidak memprihatinkan sesuatu, melainkan terimalah sesuatu
secara biasa. Dengan makna yang samaorang sering mengatakan “seribu tahun yang
akan datang, siapakah yang akan memperhatikan: apakah kita mempelajari atau
tidak mempelajari filsafat?”
Dari
sini, ada tiga hal yang bisa ditunjukkannya:
1. Sikap acuh tak acuh;
2. Menekan perasaan;
3. Ketiadaan sifat penting.
Seorang filsuf dianggap sebagai orang yang memandang segala
sesuatu ‘dari sudut keabadian’, dan karenanya menemukan ketiadaan sifat
pentingnya segala sesuatu; atau dianggap sebagai orang yang memandang manusia
sebagai sesuatu yang tidak berarti, dan karenanya bersikap acuh tak acuh
terhadap segala hal.
Maka ada gambaran bahwa seorang filsuf merupakan ‘mesin yang
berpikir’ tanpa suatau perasaan apapun.
Apa yang dilupakan ialah, bahwa mereka memandang seorang filsuf dalam
hubungan yang demikian ini- dan karenanya memandang filsafat sebagai sesuatu
yang membawa orang kepada sikap yang demikian itu- sesungguhnya tidaklah
berbicara tentang filsafat, melainkan tentang filsafat yang khusus. Ada
filsafat yang cenderung memuja akal,.Ada sistem-sistem filsafat yang didasarkan
pada pandangan yang mengutamakan kehendak.Dan dewasa ini, ada sistem-sistem
filsafat yang menegaskan bahwa pengetahuan yang mendalam dalam arti yang
sebenarnya diperoleh melalui perasaan. Dengan cara yang sama, banyak filsuf
memberikan tekanan pada ketiadaan sifat pentingnya manusia, tatapi para filsuf
yang lain menegaskan tentang keunggulan manusia.
0 komentar:
Posting Komentar